nusakini.com-- Bencana gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 5 Agustus 2018, mengakibatkan ratusan jiwa meninggal dunia dan ribuan luka-luka. 

Banyak lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah, yang menggalang dana bantuan. Kementerian Agama juga turut membentuk posko bantuan. 

Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) yang dipimpin Ketua Umumnya Khalillurrahman bersama Bendahara Lina Dwi Yunitasari, serta anggota FKAPHI Evermon Lubis, Wildan Samani, dan Yudhi Iman menyerahkan bantuan untuk korban bencana gempa di Lombok Nusa Tenggra Barat. Bantuan diberikan berupa uang sebesar Rp. 30.700.000,00. 

"Dana bantuan ini terkumpul dari seluruh anggota FKAPHI dan disalurkan melalui posko bantuan Kementerian Agama. Bantuan diterima Ketua Tim Tanggap Darurat Gempa NTB Syafrizal," kata Khalillurrahman, di Jakarta, Senin (13/08). 

"Kami selaku warga Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) ikut prihatin atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Lombok NTB. Kami menggalang dana kemanusiaan sebagai bentuk kepedulian kami pada masyarakat Lombok," ujar Khalillurrahman. 

Khalil berharap, donasi dari FKAPHI dapat membantu dan meringankan penderitaan masyarakat yang terdampak musibah. 

Anggota Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) ini tidak hanya berasal dari Kementerian Agama semata, tetapi juga berasal dari berbagai instansi antara lain dari TNI, Polri, dan BPK. 

Ketua Tim Tanggap Darurat Gempa NTB Syafrizal, mengatakan bahwa dana yang masuk ke Posko Tanggap Darurat Gempa NTB Kementerian Agama RI selain dari ASN Kementerian Agama dan Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia, juga dari jamaah masjid yang salah satunya jamaah masjid di daerah provinsi Riau. "Ada juga dana perseorangan baik itu tamu Kementerian Agama maupun masyarakat lainnya yang mengetahui posko ini," kata Syafrizal. 

"Dana yang masuk pada hari Minggu (12/08) telah diserahkan untuk tahap I kepada korban terdampak gempa di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total keseluruhan bantuan berjumlah Rp.475 juta," ucap Syafrizal . 

Bantuan tahap pertama telah diterima oleh 50 orang ASN Kemenag yang terkena dampak gempa baik yang keluarganya meninggal dunia, rumahnya rusak ringan, berat, bahkan hancur. Dana bantuan juga diberikan kepada 42 lembaga pendidikan, rumah ibadah, dan tiga siswa MTs yang wafat di Lombok Barat akibat gempa. Masing masing penerima bantuan mendapatkan Rp. 5.000.000,00. 

Bantuan tahap II saat ini masih menunggu pengumpulan dana dari masing-masing Satuan Kerja (Satker), di antaranya Kanwil Kemenag, Eselon I dan II, PTKN dan perorangan yang batas akhir pengumpulan bantuan pada 15 Agustus 2018. 

"Mudah mudahan bantuan dari segenap ASN Kemenag dapat terkumpul lebih banyak lagi jumlahnya. Bantuan tahap II rencananya akan diserahkan setelah perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus mendatang oleh Sekjen Kemenag dan Tim Tanggap Darurat Gempa NTB Kemenag," ujar Syafrizal. 

Bagi ASN Kemenag dan masyarakat umum yang mau membantu bisa menyalurkan bantuan melalui Bank Syariah Mandiri cabang KK Jakarta Depag No Rekening: 7121241697 a/n Tanggap Darurat Gempa NTB Kemenag, ucap Sayfrizal. (p/ab)